Tampilkan postingan dengan label Randoms. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Randoms. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Maret 2017

[Giveaway's Winner] UPABDLR BY YAYAN D

Halo semuanya!
Nggak kerasa 3 hari udah berlalu dan saatnya aku ngumumin pemenang giveaway dari booktour pertamaku.
Pertama-tama aku mau ucapin terimakasih yang sebesar-besarnya untuk Mbak Gita, Redaksi KataDepan dan semua partner host Booktour Cerita Masa Lalu. Ini merupakan kesempatan pertamaku menjadi host yang sangat berarti. Banyak pengalaman yang kudapatkan. Terimakasih banyak! *bow*



Dan tentunya untuk kalian, para penggiat giveaway di mana pun kalian berada. Jujur, pengalaman keduaku milih seorang pemenang dan itu sulit, rasanya aku ingin memenangkan kalian semuaaaa *hiksss

Jawaban kalian ada yang membuatku tersenyum haru, geleng-geleng saking panjangnya (terimakasih udah mau curcol panjang lebar di blogku!) dan ikut sedih bacanya. Tapi, pemenang hanya ada 1. Sebenarnya aku punya dua jawaban yang bikin hati aku ikutan 'jleb' dari penyampaiannya yang luar biasa bagus.

Setelah membandingkan dan membaca ulang, hanya satu jawaban yang membuatku kembali merasakan hal yang sama.

Dan jawaban itu adalah milik..

Didi Syaputra
Twitter: @DiddySyaputra

Selamat untuk pemenang! *yeayyy*

Silakan kirim data diri kamu: nama, alamat lengkap dan no.hp ke email penerbit: penerbitkatadepan@gmail.com dengan subjek "Pemenang Kuis UPABDLR dari Host Rosi Eksa"

Buat yang lain, jangan patah semangat, bukan berarti cerita kalian jelek atau aku nggak punya hati nurani buat ngerasain apa yang kalian rasain. #hala
Aku juga tahu banget ada yang bener-bener menginginkan buku ini dan ikut terharu sama perjuangannya. Tapi namanya juga giveaway. Harus selalu siap sama hasil akhirnya, okeee?

Akan ada suatu hari nanti kalian memenangkan buku yang sangat kalian harapkan kok. Jangan kecewa ya! Kesempatan masih banyak!

Semoga aku bisa ngadain booktour lagi ke depannya dan ngasih kalian peluang lain. ^_^



-stay strong and stay positive


Senin, 20 Maret 2017

[Book Tour] Une Personne Au Bout De La Rue by Yayan D



Aku sedang tidak ingin berdakwah.

Serius nih, lupakan soal nasihat-nasihat bijak atau gelombang positif yang mencekokimu soal makna dari masa lalu.

Sekarang, aku mau bertanya, apa kau menyukai masa lalumu?
Konsepnya adalah kejujuran, meski temanya adalah ‘Cerita-cerita masa lalu’. Aku tidak akan menghakimi siapapun yang mengatakan: aku benci masa laluku!

Ayolah. Sejenak kita mengeluarkan sisi kekanakan kita, berubah menjadi seorang bocah yang bisa dengan gamblang menyebutkan suka atau tidak suka pada suatu hal. Sebentar saja, keluarkan emosi terpendammu yang tidak ingin dikoreksi, seluruh emosi yang kau simpan rapat-rapat karena otakmu sudah mengetahui mana hal yang salah dan yang benar.

Lepaskanlah sesuatu yang menekan jiwamu bahwa ada yang salah tentang perasaanmu pada masa lalu.

Terlepas dari pelajaran yang kau dapat, aku hanya menginginkan kau mengeluarkan emosimu, bahwa kau menyesali beberapa hal yang terjadi, bahwa keadaan hidupmu yang sekarang mungkin akan berbeda jika kau memilih pilihan lain di masa lalu.

Misalnya, kau menyesal tidak pernah begitu menikmati masa muda? Tidak pernah berbuat kekacauan yang akan membuatmu tersenyum ketika mengingatnya sekarang? Atau banyak kegagalan yang mengusik hatimu?

Aku sendiri, aku tidak menyukai masa laluku. Banyak hal-hal yang kusesali meski aku sudah tahu apa yang kudapatkan dari semua itu. tetapi ego itu selalu ada, bersembunyi, tak mau disalahkan.

Salah satu masa lalu yang paling kubenci adalah kenyataan bahwa aku tidak punya sesuatu yang menakjubkan untuk kuceritakan, dan bahwa aku tidak menjadi sesuatu yang menakjubkan karena masa lalu itu.

Bahkan, alasan aku membahas tulisan yang seperti ini adalah karena aku bukanlah orang yang pandai mengekspresikan luapan emosiku yang paling dalam, aku sering bertanya-tanya apakah ada orang yang sama sepertiku?

Masa lalu adalah paradoks. Kau bebas untuk mengingat atau melupakan, tapi kau nggak pernah bebas dari konsekuensinya atas dua pilihan itu.

Daiva di dalam buku ini, ia tidak menyukai masa lalunya yang pernah mencampakkan seseorang dan ditinggal menikah seseorang yang dicintainya. Lalu Tristan yang tidak menyukai masa lalunya juga; ia pernah membawa racun ke dalam keluarganya dengan tangannya sendiri.

Tapi masa lalu tidaklah benar atau salah. Yang perlu dinilai adalah pilihan kita. Jadi tidak apa kalau kau tidak menyukai masa lalumu, kau hanya memilih jalan yang salah. Namun saat itu, jalan itulah yang membuatmu merasa benar. Hidup terus berlanjut dan pilihan-pilihan semakin banyak.

Dan tentunya, aku sangat menyukai perjalanan mereka, aku menyukai pilihan-pilihan mereka, aku senang menampung kisah Daiva-Tristan sebagai bagian dari memoriku suatu hari nanti. Kisah yang membuatku tidak bisa berhenti tersenyum bahkan ketika baru membaca prolognya saja.

Kak Yayan benar-benar hebat dalam menciptakan suasana yang hidup. Daiva yang sudah terlalu lama melajang, bossy, dan sejuta tingkah konyolnya dipertemukan dengan sosok Tristan yang tenang, dan tampan, tentu saja.

Kekuatan kedua karakter yang saling melengkapi membuatku betah lama-lama membaca novel ini. Juga judulnya yang terkesan begitu dalam: Seseorang di Ujung Jalan. Daiva mengajak kita untuk menanti dengan senyuman meski masa lalu yang dialaminya begitu pahit. Tapi dia percaya.

Tristan sendiri merupakan sosok yang menurutku sangat lovable. Dia penyayang dan perhatian, tipe atasan yang didambakan semua karyawan. Tapi bahkan bisa terlihat begitu kekanakan jika sedang jatuh cinta.

Masa lalu menyatukan mereka berdua. Sebagai bos dan sekretaris, mereka membagi banyak hal, termasuk masa lalu. Tapi, kemudian seseorang dari masa lalu Daiva muncul, sementara Tristan juga sudah menantinya.

Siapakah sebenarnya sosok yang menunggu Daiva di ujung jalannya?

Seandainya saja aku sudah hidup lebih lama dari ini, mungkin aku lebih bisa menuliskan masa lalu yang lebih berarti, seperti kisah Daiva dan Tristan.





---GIVEAWAY TIME---
Kesempatan terakhir kamu yang belum dapet novel UPABDLR dari GA sebelumnya!

banner BookTour


Oke sebelumnya aku bakal bilang kalau novel ini adalah novel dewasa yhaa! Kesadaran sendiri bagi yang merasa di bawah umur. Kecuali penasaran, nggak apa-apa sih, hal lumrah. (konsekuensi ditanggung masing-masing). *ketawa jahat*

Ada satu orang beruntung yang bakal mendapatkan satu eks novel Une Personne Au Bout De La Rue. 

Persyaratannya:

1. Memiliki alamat pengiriman di Indonesia

2. Follow blog ini via GFC atau E-mail (liat paling bawah)

3. a. Follow twitterku @Arthms12 dan penerbit @KataDepan_
           atau
        b. Follow instagramku @Arthms12, penulis @yzacx dan penerbit @penerbitkatadepan

4. Share/repost info GA ini lewat:
        a. Twitter: share link BookTour ini, tag akun-akun di atas, dan tambahkan hastag
                 #BookTourKataDepan dan #CeritaMasaLalu
           atau
        b. Instagram: repost banner, tag akun-akun di atas, dan tambahkan hastag
                #BookTourKataDepan dan #CeritaMasaLalu

5. Jawab tantangan ini:

Apa kamu menyukai masa lalumu?

6. Tulis nama akun tempat kalian share info GA ini (twitter/IG), link share, beserta jawaban di
        kolom komentar.


Giveaway berlaku dari tanggal 20 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017 pukul 23.59. Pengumuman pemenang sehari setelahnya, yang bakal aku umumin di IG, Twitter dan blog.



Tambahan: Yang baca tulisanku di awal pasti ngerti bagaimana jawaban yang aku mau dari kalian. Jawaban paling emosional menjadi poin utama penilaian. Mau perasaan kesal, sedih, atau bahagia, tulislah dengan hati yang paling dalam.


Good luck!

Minggu, 05 Maret 2017

[RANDOM] DAY3 - Writing Challenge Kampus Fiksi (last)

Writing Challenge Bersama Kampus Fiksi #DAY3

---

Untuk aku, beberapa tahun kemudian.

Tolong ingat-ingat lagi hari-hari di mana kamu rasa kamu telah memperjuangkan segalanya dengan tertatih-tatih. Kamu akan baik-baik saja setelahnya. Baca kata-katamu sendiri di bawah ini dan kuharap kamu akan menampilkan ekspresi yang selalu kunantikan; tersenyum lebar.

---

DAY 3




Jelaskan tentang keinginan atau cita-citamu yang belum tercapai hingga hari ini dan seberapa keras usaha kalian untuk mewujudkannya!

---

Writing Challenge pertama yang kuikuti, terima kasih banyak atas kesempatannya. Aku mungkin berharap menang, tapi lebih daripada itu, aku senang bisa mulai menulis kisahku sendiri dan membiarkannya dilihat banyak orang. Nggak apa-apa, aku nggak malu, semuanya adalah proses belajar.

Tolong, tolong bantu aku cara membuat tulisan yang pendek XD *abaikan*


Pada dasarnya, setiap manusia selalu nggak puas dengan apa yang mereka miliki, dan naluri terus menggiringnya untuk tetap menginginkan sesuatu yang lebih. Menurutku pribadi, keinginan berbeda dengan cita-cita. Keinginan bisa berupa hal sehari-hari atau daftar wishlist yang kita simpan di notes ponsel. Tapi cita-cita, maknanya lebih kuat, hal yang kita impikan sejak dulu, yang mampu menentukan status kita kelak.

Jadi di sini keinginanku banyak sekali. Pertama-tama aku mulai dengan ingin mengoleksi banyak novel, dan sekarang yang sedang kuusahakan adalah mengumpulkan satu-persatu lewat GA ataupun menabung.

Aku ingin barang-barang baru, entah itu baju, ponsel, laptop, alat-alat menggambar. Dan untuk mendapatkan itu, aku harus bekerja, kan? Nah, keinginanku selanjutnya adalah cepat-cepat dapat pekerjaan XD Untuk mendapatkan pekerjaan, aku juga sedang mengusahakan melamar ke sana-sini bahkan sampai ikut walkin interview yang penuhnya kayak pembagian sembako. *derita jobseeker*

Lalu ada dua hal lain, aku ingin kurus dan aku ingin punya followers yang banyak.

Bercanda! Keinginan terbesarku daripada itu semua adalah aku ingin kuliah. Lulus sekolah tahun kemarin dan nggak lolos SBMPTN jalur beasiswa membuatku terpaksa tidak melanjutkan dulu dan harus cari kerja. Biasalah, masalah ekonomi. Meskipun ada banyak beasiswa, tapi ada masalah lain yang membuatku nggak bisa memperjuangkan itu tahun kemarin.

Sampai sekarang, aku sangat ingin melanjutkan kuliah kelas regular seperti teman-temanku, walaupun hal itu mustahil. Aku bakal kepayahan menghidupi diriku sendiri, jadi sepertinya aku akan mengambil kelas karyawan saja. Tapi tetap, tekadku kuat, aku ingin kuliah, tahun ini!

Sementara untuk cita-citaku, yang paling utama adalah aku ingin jadi orang sukses tentunya. Dalam bidang yang kusukai, hidup damai dan sejahtera. Aku bercita-cita ingin menjadi seorang penulis dan menerbitkan novelku suatu hari nanti. Aku bercita-cita ingin menjadi seorang desainer interior atau menjadi seorang psikolog.

Untuk seberapa keras usahaku dalam meraih semua itu, kurasa aku nggak bisa menilainya untuk diriku sendiri. Yang jelas yang sedang kulakukan adalah, semenjak lulus SMA dan punya banyak waktu luang, aku mulai mendalami segala hal yang kusukai. Aku belajar me-review, aku mempublikasikan tulisanku di wattpad, aku belajar menggambar bahkan sekarang mencoba handlettering, bahkan aku ikut writing challenge seperti ini :’D

Aku juga sedang giat-giatnya bekerja untuk masa depanku, dan masa depan ibuku, serta untuk menyenangkan semua orang yang kusayangi.[]


p.s udah pendek kan? Nggak kepanjangan kayak dua hari kemarin, kan?


Bandung, 5 Maret 2017

Sabtu, 04 Maret 2017

[RANDOM] DAY2 - Writing Challenge Kampus Fiksi

Writing Challeng Bersama Kampus Fiksi #DAY2

---

Untuk Ayah, di Surga.


---
DAY 2


Seandainya ada mesin waktu dan bisa kembali ke masa lalu, kesalahan apa yang paling ingin kamu perbaiki? Ceritakan!

---

Butuh berpikir banyak untuk ‘nekat’ mengikuti challenge ini, sampai-sampai aku harus telat nyetor di hari pertama. Dua pertanyaan yang dimaksudkan untuk dua hari, aku menyelesaikannya dalam satu waktu. Dan bukan main-main flashback-nya. Aku berhasil kembali ke masa itu, masih dengan perasaan yang sama ketika aku mengalaminya waktu itu.

Mungkin di hari pertama aku mengingat banyak yang bagus tentang masa lalu, tetapi sebetulnya aku ini bukanlah orang yang senang menyimpan kenangan, terlebih kenangan masa laluku, bagiku, banyak yang tidak menyenangkan.

Seringnya aku berusaha melupakan semuanya yang pernah terjadi, baik itu yang baik atau buruk, karena entah kenapa aku selalu menganggapnya adalah beban tersendiri buatku.

Jadi sekarang aku memaksa lagi, menggalinya, terluka lagi, dan untuk pertama kalinya menuliskannya, berniat mempublish kesalahan yang paling kubenci kepada dunia.
Seandainya ada mesin waktu, sejujurnya aku pernah berpikir tentang hal ini dulu sekali, aku ingin kembali ke hari di mana aku lahir, dan… mencegahnya terjadi.

Tapi bukan itu sekarang, justru yang aku ingat adalah Ayahku. Betapa rasa bersalah yang sering kucoba lupakan itu, seringkali hadir tanpa permisi, membuat aku secara mendadak membenci dunia, membenci diriku sendiri dan membenci apa yang kurasakan saat itu.

Ayahku berpulang ketika aku kelas 9, pada tanggal 5 September 2012. Sedari kecil, aku tidak dekat dengan Ayah. Ayahku itu orang yang sulit mengekspresikan perasaannya kecuali rasa marah. Jadilah, aku yang kecil, menganggap ayahku adalah orang yang galak. Aku jarang mengobrol dengannya, tapi beliau juga sosok yang bisa terlihat hangat, biasanya mengobrol kalau kami berkumpul sekeluarga.

Ayahku adalah seorang yang sangat disiplin dan taat pada aturan, aku baru menyadari juga bahwa aku menuruni sifatnya itu, bahkan sifat dingin, cuek, emosian dan keras kepala kami juga sama. Jadi, di usianya yang sudah tua dan sakit-sakitan sementara aku yang masih kecil dan terbiasa dengan jarak di antara kami, membuat aku tidak memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik-baiknya.

Ayah sakit parah. Awalnya kanker prostat, menyebabkannya harus memasang selang di kantung kemihnya. Lalu kemudian fisiknya semakin lemah, Ayah jatuh di kamar mandi dan tidak bisa berdiri lagi. Di rumah sakit, Ayah mendapat diagnosa lagi bahwa dirinya terkena gagal ginjal.

Sempat untuk beberapa waktu, ayah dirawat di rumah sakit, setengah sadar, tidak bisa berbicara dengan jelas, tidak tahu siapa-siapa yang datang menjenguk. Kemudian ayah sembuh, kembali seperti sedia kala secara mental.

Aku dan kakakku masih menjaga jarak, seperti biasa, hanya menghampiri ketika ayah butuh sesuatu. Ketika kakakku sekolah di Bandung, ibuku pergi bekerja, akulah yang ada di rumah bersama ayah.

Jarang sekali aku menengok ke kamarnya, sekedar menanyakan bagaimana keadaannya, apa yang dia rasakan atau apa yang dia butuhkan. Aku sibuk dengan diriku sendiri; menonton tv, bermain, mengerjakan tugas atau hal-hal lain.

Ayah hanya memanggil kalau beliau ingin mengisi lagi gelasnya, meminta dibuatkan bubur instan, atau minta diguntingkan kukunya. Di hari ulangtahunku, ayah sudah tidak bisa lagi menyiapkan kado yang biasanya kulihat di pagi hari, beliau hanya mendoakan dan memberi uang. Di hari Lebaran pun, tidak banyak waktu yang kuluangkan untuk ayah.

Lalu pada suatu hari, ketika aku sedang mengerjakan tugas, ayahku memanggil-manggil namaku. Menyuruhku mengambilkan pencukur jenggot. Tanpa berpikir panjang, aku hanya menyerahkan benda itu dan kembali ke PR-ku.

Tentu saja ayah kembali memanggil, menyuruhku membasahi sapu tangannya. Aku kembali ke PR-ku sekali lagi, dan ayah masih memanggil. Katanya, basahi dengan sabun. Entah kenapa, saat itu aku merasa sangat kesal, situasiku di sekolah juga membuat mood-ku jelek sekali. Aku kesal ayah terus-menerus memanggilku.

Bukannya membantunya cukur tanpa mengeluh agar semuanya cepat selesai, aku malah menangis dan keluar dari rumah. Berdiri di beranda, dengan suara ayah yang berteriak memanggil.

Ya, aku mengabaikannya. Aku mengabaikan ayahku dan terus menangis sampai akhirnya aku pergi ke rumah Wulan. Ayah mengirim SMS, mengatakan aku untuk menghampirinya tapi aku mengabaikannya.

Sampai hal itu berlalu. Ayah tak lagi membahasnya dan aku juga bersikap seolah-olah tindakanku benar.

Hingga suatu hari, seperti biasa ayah harus menjalani cuci darahnya. Malam sebelumnya ayah memanggilku ke kamarnya, dengan lembut dia meminta aku untuk ikut menemaninya cuci darah, menyuruhku bolos sekolah, karena selama ini, hanya aku yang belum pernah ikut ke rumah sakit karena sekolah.

Aku hendak menolak, tapi tidak berani. Kubilang itu pada ibu, aku minta padanya agar menjelaskan kepada Ayah kalau aku tidak bisa bolos sekolah karena sudah kelas 9. Ibu menyetujuiku, dan mengatakan pada ayah soal hal itu. Kata Ibu, Ayah bilang, “Oh yaudah nggak apa-apa. Masuk sekolah aja lebih penting.”

Aku senang mendengarnya.

Kesenangan terakhir sebelum semuanya terenggut, terkubur dalam dengan kesakitan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Jam sebelas siang aku dipanggil ke ruang tamu sekolah karena ada Ibu dan kakakku datang. Mereka membawa kabar bahwa ayahku meninggal karena serangan jantung.

---

Nah, itulah kesalahan terbesar yang kurasakan seumur hidupku. Kalau aku bisa menemukan mesin waktu, aku ingin memperbaiki kesalahanku kepada Papa. Aku tidak akan kabur mendengarnya berteriak memanggil. Aku akan ikuti kemauannya untuk bolos dan mengantarnya cuci darah.

Kalau aku melakukan itu, aku tidak akan semenyesal ini. Aku juga mungkin tidak akan pernah menemukan pencukur milik Papa di meja kamarnya dengan darah yang mengering karena dagunya terluka. Saat aku kabur.[]




Bandung, 4 Maret 2017

[RANDOM] DAY1 - Writing Challenge Kampus Fiksi

Writing Challenge Bersama Kampus Fiksi #DAY1
---

Didedikasikan:
Untuk, sahabatku. Atau yang pernah merasa begitu.

Selanjutnya, Kak Ika Vihara dan Admin Kampus Fiksi, serta semua yang nggak sengaja mampir. HE.

---

DAY 1


Ceritakan mengenai sahabat masa kecilmu dan bagaimana persahabatan kalian sekarang!


---

Ini dia, sepenggal kisah masa laluku yang aku sendiri nggak tahu apakah ini murni terjadi di dunia nyata atau separuh kuciptakan sendiri di dalam otakku.

Waktu itu adalah tahun antara 2006/2007. Namanya Wulan. Ya, aku memilihmu, Sobat, sayangnya kau nggak pernah berselancar di Blog. Aku kenal dia tepat di depan rumahku. Dia tetangga baruku, yang punya dua adik perempuan kecil. Tiap harinya bulak-balik untuk mengasuh.

Adiknya itu, suka lihat marmutku yang kutaruh di kandang depan halaman rumah. Kami kenal dari sana, dan kami ternyata satu sekolah dan satu angkatan. Namanya Wulan. Eh? Aku sudah bilang ya? Dia ada di kelas 3A sementara aku 3C.

Kami suka main bareng semenjak hari itu. Pergi sekolah saling tunggu, begitu pula ketika pulang sekolah. Dia anaknya kurus, tinggi, kulitnya hitam, cantik, dan rambutnya selalu di model bob ‘nungging’. Dia bilang ibunya nggak suka lihat dia berambut panjang.

Jadi begini, awalnya kami nggak terlalu sering main di luar jam sekolah, tapi semenjak marmutku ada yang mati dan sisanya dipulangkan, aku sering sekali main sampai lupa waktu. Sebenarnya, bukan hanya ada Wulan. Ada beberapa anak cewek dan cowoknya. Kami main banyak hal, sampai aku lupa harus menyebutkan apa saja; petak umpet, main karet (semacam lompat tali pakai untaian karet), bersepeda keliling komplek, atau main boneka.

Bertahun-tahun kemudian kami masih berteman baik. Sedang sedikit pertengkaran, kadang kami bisa musuhan sampai satu-dua hari. Tanpa bicara. Karena di sini aku yang anak rumahan, kadang suka iri melihat Wulan punya banyak teman yang lain atau bermain bersama adiknya. Aku cuma bisa lihat dari jendela rumah. Tapi cara kami berbaikan cukup aneh, tidak ada kata maaf atau apa. Besoknya, dia menyamperku, ngajak main seolah-olah kami tidak pernah bermusuhan sehari sebelumnya. Dan aku juga tidak ambil pusing, aku hanya ingin main.

Yang paling berkesan selama bersahabatan dengan Wulan adalah ketika kami menginjak kelas enam SD, baru 7 tahun yang lalu sih, jadi diumur itu kami sudah mulai ngeceng cowok. Dan setahun setelahnya semua berubah jadi bencana. Sebuah status Facebook Wulan tanggal 23 Maret 2011 memicu terjadinya ‘perang’ yang tidak akan pernah kami lupakan selamanya bersama geng para cowok di belakang rumah kami.

Aku dan Wulan itu, bisa dikatakan sudah seperti adik-kakak, seperti dua saudara kandung. Kami banyak melakukan hal-hal bersama, kami juga saling membantu, dan terlihat sangat kompak. Bahkan untuk pergi ke warung yang tidak jauh letaknya, kami selalu nyamper satu sama lain untuk mengantar.

Jadi, hal itu berkaitan dengan perang kami. Setiap kami berjalan bersama untuk ke warung, selalu saja para anak cowok itu menganggu, dari mulai mengejek sampai mengejar-ngejar kami keliling dua blok sekaligus. Mungkin kalau diceritakan semua itu nggak ada artinya, tapi bagiku dan Wulan yang sampai sekarang masih sering membahasnya, hal itu sangat berkesan bagi kami yang bocah ini untuk berurusan dengan anak lelaki.

Dan semua itu hanya kami berdua yang tahu rasanya. Hanya kami berdua yang mengalaminya. Teman-teman cewek tetanggaku yang lain terlihat iri mendengar kisahku dan Wulan, mereka berusaha melibatkan diri dengan ikut ‘caper’ tetapi ternyata para anak cowok itu diam kalau bukan hanya kami berdua yang ada di sekitar mereka.

Aku menulis ini sambil tersenyum, lho.

Setelah reda perang antara aku dan Wulan dengan para cowok itu, kami tak lantas melupakan semua itu dan kembali ke awal. Ternyata, salah satu cowok di sana suka padaku (iya, aku ke-GR-an, tapi aku yakin itu). Dan ternyata Wulan menyukai cowok yang sama. Kalau dia adalah tipe cewek emosian dan iri hati, sudah pasti Wulan akan langsung memusuhiku dan berbalik menyerang.

Nyatanya, dia marah-marah di depanku, tapi dia masih main denganku. Dia bilang aku centil, dia bilang bahwa aku tidak perlu dandan kalau terus mengeluh karena cowok itu melihatiku terus (sejujurnya aku hanya merapikan rambut, mengurai dan mengepangnya kecil).

Lambat laun semua itu berubah, dia akhirnya suka dengan teman dari cowok yang kusukai itu. Kami jadi sering mengobrolkan cowok-cowok itu, lalu terpikir untuk menjahili cowok yang dia sukai; pura-pura salah kirim SMS, membuat facebook palsu–

Ah. Harusnya aku tidak menceritakan ini. Itu rahasia kami berdua yang sampai sekarang tidak pernah ada kata pengakuan.

Persahabatan kami yang erat bertahan hanya sampai akhir tahun di SMP saja, setelahnya, kami tidak bersekolah di sekolah yang sama lagi. Aku pergi sekolah ke kota, tepatnya di SMAN 6 Bandung, setiap hari harus naik kereta untuk ke sana. Sementara Wulan ada di SMA Negeri yang ada di daerahku.

Rumahku juga pindah setelah ayahku meninggal ketika aku kelas 9, masih di perum yang sama hanya saja berbeda blok. Kami jadi jarang bermain bersama lagi setelah semua itu. Lalu, setahun setelah berpetualang setiap hari dengan kereta, aku sekeluarga pindah ke Bandung. Makin jaranglah kami bertemu. Hanya chat via BBM atau Line dan FB waktu itu.

Kepindahanku adalah akhir segalanya. Intensitas mengobrol via IM pun jarang lagi kami lakukan. Kami sibuk dengan urusan masing-masing. Jangan tanyakan kemana geng para cowok itu, kami sudah tidak pernah bertemu mereka lagi setelah lulus SMP (tapi salah satunya jadi kakak kelasku di SMA).

Sekarang, Wulan juga sudah pergi dari rumah lamanya, rumah blok 6 yang pernah jadi tetanggaku, dan sekarang berada di Bandung juga. Hanya saja rumah kami tetap berjauhan. Sedikitnya interaksi antara kami, membuat kami juga tidak begitu ngotot untuk mengadakan reuni. Kami santai-santai saja, mengaku saling rindu tapi tak ada usaha untuk bertemu, hanya beberapa kali chat singkat dalam sebulan dan hanya membahas masalah pekerjaan.

Setelah itu semua kembali normal, kehidupan kami yang biasa, seakan-akan kenangan masa kecil yang hampir seharian selalu bermain bersama tidak pernah terjadi. Aku bahkan merasa kami seperti orang asing, tidak bisa bercerita dengan bebas tentang apa yang terjadi di hidup kami.

Dulu, ketika aku sedang menangisi sesuatu yang tidak bisa kubicarakan pada Wulan, dia juga langsung ikut menangis bersamaku, hanya saja dia menangis tanpa alasan. Dia hanya mau menemaniku menangis.

Aah. Aku benar-benar rindu masa-masa itu. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi keinginan kuat untuk bertemu. Mungkin kami butuh suatu kebetulan untuk saling bertemu suatu hari nanti.

Wulan adalah sahabat, teman, saudara, partner-in-crime, dan masa lalu yang paling berkesan buatku. Lan, kalau kamu nggak ada, aku nggak mungkin pernah ngerasain masa kecil semenarik itu. Kau yang membuatku sadar bahwa aku ternyata punya hal indah yang perlu dikenang.


Bandung, harusnya 3 Maret 2017.

Jumat, 26 September 2014

[RANDOM] Keserakahan VOC


edited Maret 2017: Hai adik-adik kelasku di manapun kalian berada... cuap-cuap bentar, sebenernya postingan ini aku bikin waktu aku kelas 2 SMA.

Postingan ini aku copas juga sebenernya, tapi susah bangeeeet nyari blog yang punya info selengkap ini. Dulu pun aku masih bocah dan emang niat buat nugas aja jadi nggak kepikiran buat nyantumin sumber. Astaga..maafkan aku siapapun yang jadi sumber isi postingan ini.. Maaf dan Terima Kasih. Aku izin nggak hapus postingannya siapa tahu bermanfaat dan lebih mudah ditemukan :')





KESERAKAHAN VOC (BUKU SEJARAH KELAS 2 SMA)

sumber: google


(Disclaimer : Tulisan yang bukan berupa sejarah adalah murni hasil opini dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam kata-kata dan kesalahan pada informasi.)

Serakah, dalam artian berarti selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki. Banyak sekali contoh kasus keserakahan yang ada di sekitar kita, bahkan sampai ke lingkungan pemerintahan. Karena kehidupan itu tidak pernah lepas dari yang namanya keserakahan.


Lantas, mengapa rakyat Indonesia yang terkenal berbudi luhur bisa tersambit oleh racun yang dinamakan keserakahan? Lihatlah contohnya seperti kasus korupsi yang merajalela. Apakah semua keserakahan itu karena murni berasal dari ketidakpuasan jiwa yang selalu menuntut lebih dan diiringi perasaan kurang bersyukur ataukah bangsa Indonesia mencontoh jejak orang (bangsa) lain?

Tidak ada yang menguntungkan dari bersikap serakah, bahkan malah menimbulkan malapetaka. Mari sedikit kita menengok ke belakang, melihat sebagian masa lalu bangsa asing yang sekarang menjadi kiblat sebagian besar bangsa Indonesia.





A.  Berdirinya VOC

VOC, atau Vereenidge Oost Indische Compagnie, yang tidak lain tidak bukan adalah kongsi dagang milik Belanda di Indonesia. Menilik sedikit tentang identitasnya; VOC didirikan di Amsterdam pada tanggal 20 Maret 1602 oleh Parlemen Belanda dan dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas serta menguasai perdagangan di Nusantara.
Bagaikan negara di dalam negara, VOC memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak yang sangat luas serta menguntungkan. Di antaranya sebagai berikut:  
  • Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk kepulauan Nusantara, 
  • Membentuk angkatan perang sendiri,
  • Melakukan peperangan, 
  • Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat, 
  • Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,
  • Mengangkat pegawai sendiri, dan
  • Memerintah di negeri jajahan.
Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan melakukan peperangan, maka VOC cenderung ekspansif. VOC berupaya memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopolinya.

Saat itu, karena “Dewan Tujuh Belas” tidak mampu bekerja secara cepat dan efektif, maka dibentuklah Gubernur baru dalam organisasi tersebut yang merupakan jabatan tertinggi.
Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Salah satu sejarah yang ditinggalkannya adalah tanah yang dibeli di sebelah timur Muara Ciliwung yang menjadi cikal bakal hunian VOC di Jawa dan cikal bakal Kota Batavia.

Kepeminpinan Pieter Both di Jayakarta awalnya bersikap baik pada rakyat, hingga ‘kenyamanan’ yang dibalas oleh rakyat malah membuat orang-orang Belanda itu mulai memanfaatkannya dengan bertindak sombong dan sikap congkak. Terkadang, karena merasakan kenikmatan meraup keuntungan dari tanah Nusantara, orang-orang Belanda bahkan sampai melakukan kekerasan dan paksaan. Hingga akhirnya mereka diusir oleh rakyat dan menyingkir ke Maluku.

B.   Keserakahan VOC

Setelah beberapa kali berganti gubernur, hingga tibalah masa pemerintahan J.P Coen yang terkenal sangat bernafsu untuk memaksakan monopoli. VOC kembali ke Jayakarta dan merebut daerah tersebut. Mereka membumihanguskannya kemudian mengganti namanya menjadi Batavia dengan bangunan khas Belanda.

Di sinilah makin besarlah keserakahan VOC terhadap bumi Nusantara. Di antara contoh-contohnya berikut ini;
  • Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah.
  • Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
  • Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  • Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
  • Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
  • Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten ).
  • Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
  • Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system Priangan )
  • Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun orang asing
  • Melakukan kondolisasi kedudukan.





Selain itu ada juga beberapa daftar keserakahan VOC menurut tahunnya : 
  • Pada Februari 1605, Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang kubu pertahanan Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di Hitu. 
  •  Pada tahun 1609, VOC membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan. Namun niat tersebut dihalangi oleh Raja Gowa. Karena Raja Gowa telah melakukan kerjasama dengan pedagang-pedagang Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol & Portugis untuk melawan VOC. 
  •  Pada tahun 1610, Ambon dijadikan pusat pengendalian VOC, yang dipimpin oleh seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3 periode gubernur-jendral tersebut, Ambon tak begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar VOC karena jauh dari jalur-jalur utama perdagangan Asia.
  • Pada 12 Mei 1619, Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru Jayakarta sebagai Batavia. 
  •  Pada Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen, seorang warga negara Belanda, melakukan pelayaran ke Banten dengan 17 kapal. 
  •  Pada 30 Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan terhadap Banten, memukul mundur tentara Banten. Membangun Batavia sebagai pusat militer & administrasi yg relatif aman bagi pergudangan & pertukaran barang-barang, karena perjalanan dari Batavia mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia bagian timur, timur jauh, dan Eropa. 
  •  Pada tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC. Dia menggunakan kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua yg menghalanginya. Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang VOC. 
  • Pada tahun 1619 pula, terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik sebanyak mungkin pedagang Tionghoa yg ada di berbagai pelabuhan seperti Banten, Jambi, Palembang & Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yqng langsung datang dari Tiongkok. Di sini orang-orang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia. Mereka aktif sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yg terampil. 
  • Pada tahun 1620, dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC melakukan pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk Pulau Banda & berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang & mempekerjakan tenaga kerja kaum budak. 
  • Pada tahun 1623,VOC melanggar kerjasama dengan Inggris, Belanda membunuh 12 agen perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10 orang Jepang; 1 orang Portugis dipotong kepalanya. 
  • Pada tahun 1630, Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-dasar militer untuk mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia. 
  • Pada tahun 1637, VOC yang telah beberapa lama di Maluku tak mampu memaksakan monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yg terpenting, cengkeh. Penyeludupan cengkeh semakin berkembang, muncul banyak komplotan-komplotan yg anti dengan VOC. Gubernur-Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap para penyeludup & pasukan-pasukan Ternate di Hoamoal. 
  • Pada tahun 1643, Arnold de Vlaming mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan memaksa raja Ternate Mandarsyah ke Batavia & menandatangani perjanjian yg melarang penanaman pohon cengkeh di semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yg dikuasai VOC. Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi kebutuhan untuk konsumsi dunia. 
  • Pada tahun 1656, seluruh penduduk Ambon yg tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi [armada tempur] melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh liar yg harus dimusnahkan.
  • Pada 1670, VOC telah berhasil melakukan konsolidasi kedudukannya di Indonesia Timur. Pihak Belanda masih tetap menghadapi pemberontakan-pemberontakan tetapi kekuatannya tak begitu besar. VOC pun menebangi tanaman rempah-rempah yg tak dapat diawasi, Hoamoal tak dihuni lagi, orang Bugis & Makassar meninggalkan kampung halamannya. Banyak orang-orang Eropa & sekutu-sekutu yg tewas, semata-mata guna mencapai maksud VOC untuk memonopoli rempah-rempah. 
  • Pada tahun 1674, Pulau Jawa dalam keadaan yg memprihatinkan, kelaparan merajalela, berjangkit wabah penyakit, gunung merapi meletus, gempa bumi, gerhana bulan, & hujan yg tak turun pada musimnya. 
  • Pada tahun 1680, VOC pada dasarnya hanya terbatas menguasai dataran-dataran rendah tertentu saja di Jawa. Daerah pegunungan seringkali tak berhasil dikuasai & daerah ini dijadikan tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakan-pemberontakan mengakibatkan kesulitan & menguras dana VOC. 
  • Pada tahun 1682, Pasukan VOC dipimpin François Tack & Isaac de Saint-Martin berlayar menuju Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC merebut & memonopoli perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yg merupakan saingan VOC diusir.
  • Pada tahun 1740, terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tak kurang 1. 000 orang Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih sesudah sering terjadi penangkapan, penyiksaan, & perampasan hak milik Tionghoa. 
  •  Pada Juni 1740, Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang Tionghoa yg tak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini dilaksanakan dengan sewenang-wenang. 
  •  Pada 9 Oktober 1740, dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besar-besaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini ialah orang-orang Eropa & para budak. Dan pada akhirnya ada sekitar 10. 000 orang Tionghoa yg tewas. Perkampungan orang Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan ini berhenti sesudah orang Tionghoa memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya yang rutin. 
  • Pada Desember 1741, awal 1742-VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang terancam serangan.

C.  Runtuhnya VOC

Di sini, ada beberapa faktor keruntuhan VOC.

  • Semakin banyak daerah yang dikuasai oleh VOC, pengawasannya pun semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan padat karena orang dari timur asing seperti Cina dan Jepang diizinkan tinggal sehingga Batavia menjadi banjir penduduk dan mengalami banyak masalah sosial,
  • Parlemen Belanda menetapkan UU  bahwa Raja menjadi penguasa tertinggi VOC. Banyak pengurus yang mulai akrab dengan pemerintah sehingga mengabaikan kepentingan pemegang saham,
  • Pengurus tidak lagi berfikir untuk memajukan usaha perdangangannya, melainkan memperkaya diri,
  • Tahun 1673, VOC tidak mampu membayar dividen dan kas-nya pun merosot karena perang yang dilaksanakannya dan timbullah beban hutang,
  • Adanya ordinasi agar para pejabat VOC diperlakukan hormat oleh semua orang baik keturunan Eropa atau Indonesia,
  • Adanya ordinasi kedua agar para pejabat memakai kendaraan kebesaran, dan tentu itu semua membebani anggaran, dan
  • Mulai terjadinya korupsi di antara para pejabat.

Karenanya sudah sangat jelas mengapa VOC bisa dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Para pejabat VOC sudah gila hormat dan ingin berfoya-foya, bahkan mereka mulai melakukan korupsi.

Sehingga yang bisa disimpulkan, pemerintah Belanda menjadikan semua ini sebagai pelajaran agar bisa menjadi negara maju seperti sekarang ini.
Bagaimana dengan bangsa Indonesia sendiri? Yang seharusnya telah banyak belajar dari bangsa lain sebagai posisi ‘korban keserakahan’ dan lebih memikirkan yang terbaik untuk menjalankan perdagangan ataupun pemerintahan.

Tetapi justru yang terjadi adalah keserakahan banyak terjadi di dalam hal apapun, dan itu seperti menunjukan bahwa kurangnya menjadikan sejarah sebagai pelajaran dan kurangnya bersyukur pada diri manusia menjadikannya lupa diri dan terjerumus pada hal yang tidak baik seperti keserakahan.

Adapula kutipan yang berbunyi seperti ini;

“Mengapa bangsa yang dikatakan religius ini tidak pandai menjaga amanah kemerdekaan yang telah begitu banyak meminta korban itu? Apakah semangat multikultural dapa dijadkian modal untuk menjaga mosaik budaya Indonesia yang sangat kaya itu di masa datang yang tidak terlalu jauh? Bagaimana memerangai keserakahan yang dapat meluluhlantakkan semua yang sudah kita bangun selama ini dan hampir saja meruntuhkan keutuhan bangsa ini?” tanya Prof. Syafi’i. Jawaban dari pertanyaan ini yang disampaikan pada orasi penerimaan Anugerah Hamengkubuwono IX

Inti dari semua ini, belajarlah dari pengalaman, bukan mengulangi pengalaman yang salah agar membuahkan hasil yang bagus, tetapi ubahlah pengalaman tersebut agar kita tidak salah melangkah.


     Sumber:  Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 1 dan Keserakahan VOC di Nusantara (situs blogspot)


Jumat, 07 September 2012

Untukmu, Ayahku..

sumber: google
Ayah..
mungkin kini lukamu telah kering, namun tanahmu masih basah
dalam tangis ku hantarkan doaku untukmu
telah lama rasanya kau berbaring tanpa daya, kini saatnya kau sampai di lembah pengistirahatanmu
Ayah..
ku kenang kau selalu.
saat kau marah, saat kau senang, dan saat kau tertawa..
tapi, tak pernah sekalipun kulihat kau menangis
meski tak mampu berjalan, kau tetap tersenyum
meski jarum-jarum dengan berbagai ukuran menusuk tubuhmu, kau tetap terlihat bahagia
Ayah...
Tersenyumlah.. doa anak-anakmu akan sampai pada Tuhan dan meringankan siksamu saat kau khilaf.
Ayah..
meski sering ku mengeluh saat menolongmu, yakinlah aku menyayangimu
takkan pernah kulupa saat kau melotot padaku jika kau marah..
Ayah..
ini yang terbaik..kau tinggalkan dunia dan keluargamu saat kami tau kau sedang berbahagia
Ayah..
maaf aku menolak bolos sekolah untuk menemanimu ke rumah sakit..
mungkin jika aku tak menolak, aku akan ada di sana saat kau pergi.
tapi itulah penyesalan Ayah..
Ayah..
masih banyak yang belum kau rasakan terutama dari kami, anak-anakmu
kau pun belum melihatku lulus sekolah
Ayah..
jika bisa kau rasakan betapa besar penyesalan yang kami semua rasakan..
selamat jalan Ayah..
doa kami akan mengiringilangkahmu menujuNya
beristirahatlah Ayah..
Badanmu takkan terasa sakit lagi
deritamu di Dunia sudah berakhir
Tuhan, titip Ayahku ya?
karena kami menyayanginya dengan tulus..
seluruh doa tercurah untukmu, Ayah...










03 Oktober 1941-05 September 2012
Diberdayakan oleh Blogger.

Fav-Qoutes

"Kekuatan ada pada diri orang-orang yang tetap bangun dan menjalani setiap hari meski hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah hidup. Kekuatan datang dari senyum mereka yang bersedih, dari orang-orang yang telah kehilangan segalanya namun tetap bertahan." (Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

"Billie tidak bisa berhenti bertanya-tanya dengan naif mengapa beberapa wanita mendapatkan banyak hal sejak mereka dilahirkan -kecantikan, pendidikan, kekayaan, bakat- sementara yang lain harus memulai hidup dengan begitu sedikit anugerah." (The Girl On Paper by Guillaume Musso)

“Dia akan pergi lagi. Dia akan pergi lagi dan lagi sampai umurnya cukup dewasa dan tidak ada lagi yang bisa mengirimnya pulang.” – hlm 363 (Little Fires Everywhere by Celeste Ng)